Entri Populer

Senin, 07 Februari 2011

sejarah perang dunia ke2

Kamikaze, Kesatuan Udara Bunuh Diri Jepang


“…Satu-satunya cara untuk menjamin agar kekuatan kita efektif hingga ke tingkat maksimal adalah dengan mengorganisasikan unit-unit serangan bunuh diri. Tiap pesawat harus menabrakkan diri ke kapal induk musuh…” (Laksamana Madya Takijiro Ohnisi, 1944).
Angkasa Edisi Koleksi No.70, January 2011
Jebolnya garis pertahanan utama Jepang di Niugini dan Mariana memaksa Markas Besar Kekaisaran Jepang putar otak. Tanpa taktik perang khusus, dalam waktu singkat armada laut AS bisa menyeruak lalu menghantam tanah Jepang. Dalam situasi genting itu lah, pada 19 Oktober 1944, Panglima Armada Udara Pertama Laksdya Takijiro Ohnisi segera berkoordinasi dengan Grup Udara ke-201 AL Jepang di Mabalacat, Filipina, untuk mempersiapkan kesatuan udara kamikaze.
Serangan Kamikaze rancangan Ohnisi menjadi legenda yang tak terlupakan dalam sejarah Perang Pasifik. Kamikaze mencerminkan watak asli orang Jepang yang lebih memilih mati secara terhormat ketimbang selamat tapi harus menanggung kekalahan. Watak unik ini mengingatkan orang pada semangat bushido kaum Samurai. Dari 2.800 serangan kamikaze, Jepang setidaknya berhasil menenggelamkan 34 kapal perang AS dan merusak 368 kapal lainnya. Dalam serangan ini 4.900 pelaut AS gugur, sementara 4.800 lainnya terluka.
Dalam Edisi Koleksi Angkasa KAMIKAZE: Kesatuan Udara Bunuh Diri Jepang ini, Anda akan kami ajak menelusuri asal-muasal kamikaze dan serangan-serangan telak yang terjadi di Mindoro, Formosa, Leyte dan Okinawa. Juga tentang taktik dan persenjataannya. Jepang menyiapkan Zero bermuatan born 250 kg, Nakajima dengan beragam arsenal, bom terbang Ohka, dan kapal selam torpedo Kaiten. Betapa pun belakangan dikritik habis-habisan, kamikaze tetap merupakan elemen sejarah yang heroik sekaligus tragis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar